Moga Ada Ruang Buatku

Tuesday 25 June 2013

Perjalananku



Akhir-akhir ni aku kerap bermusafir, bukan pergi ke luar, tapi perjalanan ke dalam diri ku sendiri. Aku meneroka hidup yang aku jalani sejak aku dilahirkan, hingga usia mencecah 22 tahun ni. Dan akhirnya, satu soalan aku timbulkan pada diri sendiri, KENAPA? Kenapa aku melakukan semua yang pernah aku lakukan sepanjang aku hidup ini?


Berkali-kali Allah berikan petunjuk untuk aku dekat pada-Nya. Untuk menyintai Allah dengan sebenar-benar cinta, mengutamakan pandangan Dia melebihi pandangan hamba-hambaNya. Bukan sekadar pandai mengungkapkan “aku cinta Allah” namun perlakuan menidakkan kata-kata.

Berkali-kali aku cuba bangkit, bangkit untuk hidup dalam landasan Islam dari segi apa pun. Perbuatan, percakapan, pakaian, cinta, luaran, dalaman, semua… Berkali-kali. Namun untuk berubah tidak mudah seperti mengungkapnya. Aku kerap kali jatuh dan terbangun.

Saat hawa nafsu menguasai, aku rebah. Namun bila iman jadi sandaran, aku kuat. Aku tetap cuba dan terus mencuba. Bermain dengan emosi, melawan diri sendiri. Hingga terkadang timbul perasaan sangsi, masihkah Allah mendengar rintihan ku ini? Sedangkan kerap kali aku datang dan pergi daripada-Nya.

Ampunkan aku ya Rabb.

Tiada duka yang abadi di dunia,
Tiada sepi merantaimu selamanya..
Malam kan berakhir, hari kan berganti,
Takdir hidup kan dijalani..
Tangis dan tawa nyanyian yang mengiringi,
Hati yang rindu tanda cinta di jalan-Nya,
Namun ku percaya hati meyakini,
Semua akan indah pada akhirnya..
Andai bisa ku mengulang waktu hilang dan terbuang,
Andai bisa perbaiki segala yang terjadi..
Tapi waktu tak berhenti,
Tapi detik tak kembali,
Harap ampunkan hamba-Mu ini.. 




Akhirnya aku mendapat jawapan pada persoalan ku. Kerna itu fitrah manusia. Fitrah manusia yang tidak akan pernah lekang daripada melakukan kesilapan, fitrah manusia yang sentiasa ingin menyayangi dan disayangi hingga terkadang melebihi kasih sayangnya pada Pencipta kita sendiri, fitrah manusia yang memang tidak akan pernah sempurna. Ya, tidak akan pernah sempurna. Itulah jawapannya.

Namun, sesekali tidak akan aku jadikan ‘fitrah’ itu sebagai modal untuk aku melakukan kesalahan. Malah itulah kekuatan ku kini untuk aku kembali kepada-Nya. Kerna aku hanya manusia biasa, fitrah ku yang penuh dengan kelemahan dan ketidaksempurnaan yang memerlukan Pencipta ku untuk sentiasa membimbing ‘jalan’ ini.

Ya, fitrah ini sangat memerlukanMu ya Allah…


Alhamdulillah, kini hati ini makin menyakini-Nya detik demi detik. Makin banyak bermuhasabah diri. Makin sedar bahawa hidup ini hanyalah suatu perjalanan yang singkat. Makin mengerti ujian itu tanda Dia menyayangi kita. Makin ikhlas dalam menerima takdir-Nya. Makin meghargai segala nikmat yang Engkau kurniakan. Makin melepaskan cinta pada manusia demi mencari redha-Nya. Makin yakin Allah lah Perancang yang terbaik buat diri ini. Makin berpegang teguh pada tali ALLAH. Dengan satu kepercayaan yang pasti, bermujahadah itu pahit, namun penghujungnya terdapat kemanisan yang tak tercapai oleh akal. Hanya akan dapat merasainya dengan hati yang disulami iman yang tulus kepadaMu ya Rabbi. InsyaAllah.

Wahai Pemegang hati-hati kami,

” Izinkan hari ini aku bahagia ya Allah, bebas bahagia saat kembali pada fitrah ku sebagai hamba ciptaan-Mu. Ya Rahman ya Rahim, sungguhku takut aku kan jauh dari-Mu. Walaupun aku mengaku beriman kepada-Mu, namun sesungguhnya dalam diri ku yang terdalam ku sedar masih belum mengenali-Mu, aku tahu aku masih jauh dari-Mu ya Allah. Ampunkan hamba-Mu ini. Berikan lah kekuatan pada ku di sepanjang perjalanan ku menuju-Mu. Tetapkanlah aku hanya pada jalan-Mu, jalan yang benar-benar Engkau redhai. Genggamlah hatiku, lindungiku dari putus asa kepada-Mu. “


Amin, amin, amin ya Rabbal alamin.

No comments:

Post a Comment