Akhir-akhir ni aku kerap bermusafir, bukan pergi ke luar,
tapi perjalanan ke dalam diri ku sendiri. Aku meneroka hidup yang aku jalani
sejak aku dilahirkan, hingga usia mencecah 22 tahun ni. Dan akhirnya, satu
soalan aku timbulkan pada diri sendiri, KENAPA? Kenapa aku melakukan semua yang
pernah aku lakukan sepanjang aku hidup ini?
Berkali-kali Allah berikan petunjuk untuk aku dekat
pada-Nya. Untuk menyintai Allah dengan sebenar-benar cinta, mengutamakan
pandangan Dia melebihi pandangan hamba-hambaNya. Bukan sekadar pandai
mengungkapkan “aku cinta Allah” namun perlakuan menidakkan kata-kata.
Berkali-kali aku cuba bangkit, bangkit untuk hidup dalam
landasan Islam dari segi apa pun. Perbuatan, percakapan, pakaian, cinta,
luaran, dalaman, semua… Berkali-kali. Namun untuk berubah tidak mudah seperti
mengungkapnya. Aku kerap kali jatuh dan terbangun.
Saat hawa nafsu menguasai, aku rebah. Namun bila iman jadi
sandaran, aku kuat. Aku tetap cuba dan terus mencuba. Bermain dengan emosi,
melawan diri sendiri. Hingga terkadang timbul perasaan sangsi, masihkah Allah
mendengar rintihan ku ini? Sedangkan kerap kali aku datang dan pergi
daripada-Nya.
Ampunkan aku ya Rabb.
Tiada duka yang abadi di dunia,
Tiada sepi merantaimu selamanya..
Malam kan berakhir, hari kan berganti,
Takdir hidup kan dijalani..
Tangis dan tawa nyanyian yang mengiringi,
Hati yang rindu tanda cinta di jalan-Nya,
Namun ku percaya hati meyakini,
Semua akan indah pada akhirnya..
Andai bisa ku mengulang waktu hilang dan terbuang,
Andai bisa perbaiki segala yang terjadi..
Tapi waktu tak berhenti,
Tapi detik tak kembali,
Harap ampunkan hamba-Mu ini..
Akhirnya aku mendapat jawapan pada persoalan ku. Kerna itu
fitrah manusia. Fitrah manusia yang tidak akan pernah lekang daripada melakukan
kesilapan, fitrah manusia yang sentiasa ingin menyayangi dan disayangi hingga
terkadang melebihi kasih sayangnya pada Pencipta kita sendiri, fitrah manusia
yang memang tidak akan pernah sempurna. Ya, tidak akan pernah sempurna. Itulah
jawapannya.
Namun, sesekali tidak akan aku jadikan ‘fitrah’ itu sebagai
modal untuk aku melakukan kesalahan. Malah itulah kekuatan ku kini untuk aku
kembali kepada-Nya. Kerna aku hanya manusia biasa, fitrah ku yang penuh dengan
kelemahan dan ketidaksempurnaan yang memerlukan Pencipta ku untuk sentiasa
membimbing ‘jalan’ ini.
Ya, fitrah ini sangat memerlukanMu ya Allah…
Alhamdulillah, kini hati ini makin menyakini-Nya detik demi
detik. Makin banyak bermuhasabah diri. Makin sedar bahawa hidup ini hanyalah
suatu perjalanan yang singkat. Makin mengerti ujian itu tanda Dia menyayangi
kita. Makin ikhlas dalam menerima takdir-Nya. Makin meghargai segala nikmat
yang Engkau kurniakan. Makin melepaskan cinta pada manusia demi mencari
redha-Nya. Makin yakin Allah lah Perancang yang terbaik buat diri ini. Makin
berpegang teguh pada tali ALLAH. Dengan satu kepercayaan yang pasti,
bermujahadah itu pahit, namun penghujungnya terdapat kemanisan yang tak
tercapai oleh akal. Hanya akan dapat merasainya dengan hati yang disulami iman
yang tulus kepadaMu ya Rabbi. InsyaAllah.
Wahai Pemegang hati-hati kami,
” Izinkan hari ini aku bahagia ya Allah, bebas bahagia saat
kembali pada fitrah ku sebagai hamba ciptaan-Mu. Ya Rahman ya Rahim, sungguhku
takut aku kan jauh dari-Mu. Walaupun aku mengaku beriman kepada-Mu, namun
sesungguhnya dalam diri ku yang terdalam ku sedar masih belum mengenali-Mu, aku
tahu aku masih jauh dari-Mu ya Allah. Ampunkan hamba-Mu ini. Berikan lah
kekuatan pada ku di sepanjang perjalanan ku menuju-Mu. Tetapkanlah aku hanya pada
jalan-Mu, jalan yang benar-benar Engkau redhai. Genggamlah hatiku, lindungiku
dari putus asa kepada-Mu. “
Amin, amin, amin ya Rabbal alamin.
No comments:
Post a Comment